Kamis, 17 Desember 2009

BUDAYA CALO

Sistem percaloan dalam bidang pelayanan jasa yang berada di bawah naungan pemerintah sampai saat ini masih marak. Di lingkungan kepolisian (pegurusan SIM dan STNK) sangat berkurang, namun tidak di bidang Imigrasi.
Ketika saya mengurus paspor untuk kepentingan dinas dari sekolah, ternyata saya harus antri dua hari berturut-turut.
Antrian pertama hanya untuk pengajuan permohonan dan antran kedua untuk keperluan pembayaran, foto dan wawancara.
Selama menunggu panggilan untuk pembayaran sampai dengan wawancara, ternyata saya kalah cepat dengan orang-orang yang dibantu oleh oknum yang saya menyebutnya "Calo". Mereka begitu cepat pengurusannya, bahkan saya menyayangkan media inforfasi digital antrian yang akhirnya kurang bermanfaat karena serobot-serobot lebih gesit daripada antrian.
Mengapa kita begitu sulit untuk mandiri dalam mengurus keperluan kita sendiri. Jasa oknum di Imigrasi memang cukup membantu bagi orang-orang yang sibuk sehingga tidak sempat mengurus sendiri paspornya, namun budaya percaloan ini justru mendidik kita menjadi orang yang tidak tertib, dan cenderung mengarah pada tindak pungutan liar alias PUNGLI.
Sampai kapan budaya Calo di negri ini akan hilang?

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Mohon beri Komentar