Rabu, 23 Desember 2009

MENSIASATI UN 2010

Informasi Ujian Nasional (UN) dimajukan telah membuat sebagian siswa dan sekolah mulai merasa gerah. Hal ini terkait dengan keraguan yang masih ada di benak mereka. Keraguan tentang apa? Tentunya tentang kesiapan menghadapi perhelatan tersebut, yang ditengarai ikut menentukan keberhasilan dan mempertaruhkan status sekolah.

Lebih membuat gerah adalah ketika membaca Permendiknas No. 75 tahun 2009 pasal 14 ayat 2 yang menyatakan bahwa:
Peserta ujian sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dalam satu ruangan terdiri atas peserta ujian dari beberapa sekolah/madrasah dalam satu kecamatan dan/atau kabupaten/kota.
UN tahun 2010 benar-benar beda dengan tahun sebelumnya. Bisa dibayangkan, betapa paniknya sekolah dan calon peserta UN membaca pernyataan tersebut. Mereka sudah membuat gambaran masing-masing tentang bagaimana berada di ruangan yang kondisi dan fasilitas kelasnya tidak sama dengan sekolahnya masing-masing dan masih banyak gambaran lagi.

Awal Desember 2009, pemerintah secara resmi telah mengumumkan revisi terhadap Permendiknas No. 75 tahun 2009 khusus pasal 14 ayat 2 yang prinsipnya membatalkan isi ayat tersebut. Berita ini membuat sebagian besar sekolah dan siswa merasa sedikit lega. Keputusan pemerintah untuk membatalkan aturan tersebut didasari oleh tuntutan banyak pihak, terutama dari sekolah-sekolah di daerah yang jumlahnya tidak banyak dengan jarak antar sekolah yang tidak dekat. Sementara itu untuk sekolah di kota-kota besar, tuntutannya berbeda. Mereka khawatir peserta tidak bisa menyesuaikan diri di lingkungan baru karena setiap sekolah memiliki fasilitas yang berbeda-beda. Ada yang modern dengan ruangan berpendingin, bersih dan tenang ada juga yang sederhana, panas, dekat dengan jalan raya dan suasana yang kurang tenang karena suara kendaraan lalu lalang di samping sekolah.

Menurut pendapat saya, UN mau diseting seperti apa saja tidak perlu dicemaskan. Saya yakin semua ini demi kebaikan dalam arti untuk membuktikan kesungguhan pemerintah agar pelaksanaan UN dapat diselenggarakan secara JUJUR, ADIL dan jauh dari kecurangan. Upaya memperkecil praktek kecurangan ini akan dimulai dengan penyerahan penggandaan naskah UN ke perguruan Tinggi Negeri (PTN) bukan lagi ke percetakan umum seperti tahun-tahun sebelumnya. Keputusan ini mungkin saja karena selama ini belum pernah terdengar soal tes PTN soalnya bocor. Semoga tahun pada pelaksanaannya nanti benar-benar bisa lebih baik demi kamajuan dunia pendidikan.

Langkah lain yang diupayakan penyelenggara UN 2010 adalah dengan menambah tim pemantau dari kalangan kampus (dosen). Diharapkan langkah ini tidak membuat semua pihak panik. Saya yakin semua dilakukan untuk pembiasaan, agar nantinya setiap pelaksanaan UN dapat berjalan dengan baik dan jujur. Selama masih muncul banyak tindak kecurangan, maka selama itu pula proses pengawasan UN menjadi lebih ketat dan UN sulit untuk dihapuskan. Ketika setiap sekolah telah menjalankan fungsinya dengan benar, mulai dari proses pembelajaran sampai dengan penilaian, maka UN bisa saja tidak lagi berlaku karena sekolah akan lebih berwenang menentukan kelulusan anak didiknya. UN bisa jadi hanya akan digunakan sebagai standarisasi prestasi antar sekolah tingkat nasional dan bukan sebagai hakim.

Agar hasil UN nantinya bisa membanggakan sekolah, siswa dan orang tua siswa yang telah menitipkan dan mempercayakan anak-anaknya di setiap sekolah yang dipilih, maka ada beberapa cara yang harus dipersiapkan:
1. Pembenahan di internal sekolah
2. Dukungan keluarga
3. Motivasi diri

Lingkungan sekolah tempat murid belajar, sebenarnya telah berupaya berbenah diri untuk mensiasati UN dengan berbagai strategi mulai dari memberikan pelajaran tambahan, try out baik diselenggarakan sendiri maupun bekerjasama dengan LBB. Tidak jarang juga diadakan do’a besama, sampai sampai wali kelas ikut memotivasi siswa dengan menelepon mengajak shalat tahajud. Hasil yang diraih ternyata belum maksimal. Evaluasi terhadap bobot materi latihan diuji ulang, antar guru bidang studi berdiskusi serius untuk mencoba membenahi materi yang dirasa masih kurang pas kemudian dilakukan penyusunan kembali materi soal latiahn untuk uji coba tahap berikutnya.

Sekolah telah melakukan banyak upaya, namun hal tersebut masih perlu dukungan keluarga, terutama orang tua siswa. Di luar sekolah, pengawasan aktifitas belajar siswa menjadi tanggung jawab penuh orag tua/wali murid. Sejauh mana pantauan wali murid terhadap kegiatan belajar putra putrinya. Berapa lama rata-rata mereka menggunakan waktunya untuk belajar di rumah. Berapa lama mereka menggunakan waktunya hanya untuk bermain game, internet dan mengutak atik HP? Hal tersebut benar-benar sangat berpengaruh pada keberhasilan belajar anak-anak. Tanpa dukungan orang tua, maka upaya apapun yang dibangun oleh sekolah tidak akan membawa hasil yang maksimal.

Kemajuan teknologi, mestinya membawa dampak yang signifikan terhadap kemajuan bangsa terutama di bidang pendidikan. Akhir-akhir ini siswa dari tingkat SD sampai SMA, tidak menyadari bahwa dirinya telah diserang oleh virus yang dibawa dalam HP yang mereka miliki. Mereka seperti tidak bisa lepas dari kebiasaan membawa HP kemana pun mereka berjalan. Bahkan jari jemarinya sudah sangat hafal dengan posisi huruf, sehingga dapat melakukan SMS sambil berjalan di tangga sekolah.

Teknologi HP benar-benar telah banyak mempengaruhi motivasi belajar mereka. Mereka lebih senang membaca SMS, face book dan main game daripada membaca buku. Buku yang mereka punya hanya jadi pajangan dan kondisinya masih cukup rapi. Begitu hasil ulangan diumumkan, dapat dipastikan hasil yang mereka raih sangat mengecewakan. Membangun motivasi diri, sangatlah perlu. Upaya sekolah dan keluarga yang luar biasa, tidak akan membawa hasil apabila mereka tidak mampu membangun motivasi diri.

Buat anak-anakku para pelajar, cobalah merenung sejenak dan pikirkan masa depanmu. Sukses di masa depan tidak dapat kamu raih tanpa perjuangan yang gigih. Jangan terlalu berharap orang tuamu memberi warisan untuk masa depanmu. Berapa pun warisan yang kita dapat, tidak akan menjamin kita untuk menjadi lebih apabila kita tidak punya ilmu untuk mengelolanya. Ilmu itu harus kita raih dengan belajar dan terus belajar tanpa kata menyerah.

Jangan takut dan panik menghadapi UN, mari kita sambut UN dengan berbesar hati, percaya pada kemampuan diri, terus berusaha dan jangan lupa untuk mendekatkan diri kepada Allah. Serahkan semua keputusan kepada Allah. Apabila kita telah berusaha dengan sungguh-sungguh, insya Allah kita akan meraih hasil yang membanggakan.
Selamat berjuang anak-anakku. Semoga sukses selalu ….

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Mohon beri Komentar